Analisis Sistem Informasi Aplikasi JNE (Jalur Nugraha Ekakurir)

Analisis Sistem Informasi Aplikasi JNE (Jalur Nugraha Ekakurir)
(Nabella Permata Sari / 1634010048)

Aplikasi Sistem Informasi JNE (Jalur Nugraha Ekakurir)
            JNE merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengiriman dan logistik di Indonesia. Beberapa tahun terakhir ini JNE sudah menjadi penyedia layanan jasa pengiriman barang yang terkenal bahkan di seluruh penjuru Indonesia. Tak bisa dipungkiri juga, hampir semua jual-beli online menggunakan jasa JNE untuk pengiriman barangnya.
            Perusahaan yang mempunyai nama lengkap PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (Tiki JNE) ini terkenal unggul karena ongkos kirimnya yang bisa dibilang murah dan kualitas pelayanannya pun tak perlu diragukan lagi.
            JNE dalam melayani para pelanggannya, sudah mempunyai ratusan outlet yang tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Tak hanya itu, untuk memudahkan dan juga meningkatkan kepercayaan para pelanggannya, JNE bahkan sudah menciptakan aplikasi sistem informasi yang disediakan khusus untuk para pelanggan setianya. Aplikasi ini dapat diakses melalui smartphone android dengan nama “my JNE”. Salah satu fitur yang menjadikan aplikasi ini ramai digunakan yaitu pengecekan tarif dan nomor resi yang cukup cepat daripada versi situsnya serta dapat diakses kapan dan dimana saja.
            My JNE adalah aplikasi berbasis android yang menghubungkan nomor telepon pelanggan dengan seluruh kiriman yang dikirim melalui JNE. Fitur-fitur yang terdapat pada aplikasi my JNE ini pun terbilang sudah cukup lengkap, yaitu terdapat MY TARIFF yang digunakan untuk mengecek tariff pengiriman JNE seluruh Indonesia, kemudian MY SHIPMENT untuk mengecek status pengiriman sendiri dan kiriman orang lain dengan lebih cepat, lalu MY LOCATION untuk mengecek lokasi outlet pengiriman JNE terdekat, dan yang terakhir adalah MY COD untuk membuat order dari toko online dan menggunakan JNE sebagai mediasi pembayaran.Dengan fiturnya yang beragam tersebut, tak heran jika aplikasi ini sudah didownload lebih dari 500.000 kali.
            Aplikasi My JNE dapat dimiliki secara gratis dengan cara mengunduh aplikasinya secara langsung melalui Google Play pada smartphon yang menggunakan platform android.


Tujuan dan Sasaran Aplikasi
1.    Dengan adanya aplikasi My JNE akan memudahkan para penggunanya dalam bertransaksi melalui layanan JNE. Dengan menggunakan aplikasi My JNE para pengguna tidak perlu lagi untuk mengakses situs JNE untuk mengetahui informasi pengiriman atau status mereka, cukup dengan menggunakan aplikasi My JNE maka informasi tersebut dapat diketahui oleh pengguna.
2.    Aplikasi ini betujuan untuk memudahkan para pelanggan JNE dalam melacak paket yang mereka kirim/pesan. Dengan adanya aplikasi my JNE ini maka para pelanggan tidak perlu repot-repot untuk pergi ke outlet JNE terdekat, hanya tinggal memasukkan nomor resi kemudian akan muncullah status barang yang masih dalam pengiriman oleh JNE
3.    Aplikasi ini juga ditujukan bagi para pelanggan yang ingin mengirim barang, mereka tak perlu khawatir akan mendapat ongkos kirim yang mahal, karena dengan aplikasi yang disediakan oleh JNE maka pelanggan bisa mengecek terlebih dahulu berapa ongkos kirim yang akan mereka tanggung setiap kg-nya.

Cara Kerja Aplikasi
Pertama-tama pelanggan dapat terlebih dahulu menginstall aplikasi my JNE melalui google play store dengan mengetikkan di kolom cari “my JNE” maka akan otomatis muncul aplikasi my JNE
 
Setelah menginstallnya, buka aplikasi dan lakukan pendaftaran dengan mengisi data yang diperlukan seperti pada contoh gambar dibawah ini
 

Setelah registrasi berhasil, pelanggan dapat membuka email yang telah didaftarkan dan mengaktivasi link yang telah dikirim untuk dapat menggunakan semua fitur yang terdapat pada aplikasi my JNE.
Cara penggunaan fitur-fitu aplikasi ini pun sangat mudah. Pada halaman beranda, terdapat tampilan fitur pencarian airway bill yaitu pencarian paket yang dikirim maupun paket yang akan diterima oleh pelanggan, lalu terdapat fitur pengecekan ongkos kirim.
 
Untuk mengecek shipment/paket yang sedang dikirim oleh JNE, pelanggan hanya tinggal memasukan nomor resi pengiriman pada kotak pencarian airwaybill, maka akan muncul perkembangan paket yang dikirim sudah sampai sejauh mana.
Selain memasukkan nomor resi, pelanggan juga dapat men-scan barcode dari bukti pengiriman yang telah diberikan oleh JNE, maka pengirim tak perlu repot-repot mengetikkan nomor resi secara manual.

 

  

Terlihat pada gambar apabila kita memasukkan nomor resi pengiriman dengan benar maka akan ditampilkan detail dari paket yang dikirim, terdapat tanggal pengiriman oleh JNE, nama pengirim dan penerima paket beserta lokasinya, pengiriman yang digunakan, dan juga status pengiriman. Maka apabila paket ternyata sudah sampai namun bukan ke tangan penerima, pelanggan dapat segera melaporkan ke outlet JNE untuk segera ditindaklanjuti.
Selain itu, terdapat juga fitur untuk mengecek ongkos kirim dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Pelanggan hanya tinggal mengetikkan lokasinya dan lokasi tujuan pengiriman paket. Maka akan muncul beberapa jenis pengiriman dengan harga dan lama pengiriman yang berbeda-beda.
 

Terlihat pada gambar, ada beberapa jenis pengiriman, jenis pengiriman utama yang sering digunakan yaitu YES, REG dan OKE. Pengiriman yang paling cepat diproses adalah YES (Yakin Esok Sampai), hanya memerlukan estimasi pengiriman 1 hari saja dan dipastikan keesokan harinya dapat sampai ke tujuan. Kemudian pada paket pengiriman REG(Reguler) diperlukan estimasi pengiriman 1-2 hari dengan harga yang tentunya dibawah YES. Dan yang terakhir adalah paket pengiriman OKE (Ongkos Kirim Ekonomis), paket pengiriman ini yang paling murah dibandingkan paket pengiriman yang lain, diperlukan estimasi sekitar 2-3 hari untuk sampai, namun terkadang bisa lebih dari perkiraan, tergantung jarak dan juga hambatan yang didapatkan ketika proses pengiriman.
Kemudian terdapat juga fitur-fitu lain yang dapat digunakan pada aplikasi my JNE ini, yaitu :
1)    Fitur JNE Nearby, Fasilitas layanan untuk mencari lokasi gerai/titik layanan JNE terdekat dengan Anda ini dapat diakses baik pengguna yang terdaftar (Registered User) maupun pengguna tanpa login (sebagai Guest User).  Fasilitas layanan ini terdapat di menu JNE Nearby. Pastikan Anda telah mengaktifkan fitur GPS pada smartphone Anda untuk menggunakan fasilitas layanan ini.
2)    Fitur My COD, My COD (Cash On Digital) adalah fitur dalam aplikasi MY JNE yang memberikan layanan pembayaran belanja online dengan sistem escrow. MY COD Berperan sebagai pihak mediator transaksi yang netral untuk meminimalisir resiko  kerugian yang dapat dialami oleh penjual atau pembeli. Fasilitas layanan COD ini diperuntukkan bagi pengguna yang terdaftar (Registered User) dan Fasilitas layanan ini terdapat di menu My COD. Setelah mengunduh aplikasi MYJNE, customer dapat melakukan transaksi dengan melakukan REGISTRASI sebagai user di aplikasi MYJNE. Ketika REGISTRASI, maka customer dapat melakukan transaksi  MYCOD. Tanpa REGISTRASI MY COD akan dalam kondisi INACTIVE. Dengan menggunakan MYCOD, data penjual dan pembeli langsung terekam di sistem MYJNE dan terhubung dengan nomor telepon keduanya. MYCOD juga menginformasikan jumlah transaksi termasuk ongkos kirim yang harus dibayar menggunakan virtual account JNE atau e-wallet JNE.
3)    Fitur My COD Wallet, Anda dapat menekan tombol bulat merah yang bergambar kubus di bagian bawah halaman MY COD WALLET untuk memulainya. Fasilitas yang tersedia di MY COD WALLET ini antara lain melakukan pelimpahan dana sesama pengguna wallet MY COD (TRANSFER), pengisian atau penambahan dana di virtual account (TOP UP), pencairan dana ke rekening yang ditunjuk (CASH OUT), dan melihat riwayat transaksi yang telah dilakukan di MY COD WALLET (HISTORY). Fasilitas layanan MY COD WALLET ini diperuntukkan bagi pengguna yang terdaftar (Registered User) dan Fasilitas layanan ini terdapat di menu My COD WALLET.
Manfaat Aplikasi
1.    Memudahkan bagi para pelanggan setia JNE yang sangat sibuk dan tidak ada waktu untuk mengecek pengiriman ke outlet terdekat.
2.    Membuat pelanggan bisa lebih percaya dengan adanya fitur pengecekan ongkos kirim agar tidak ada oknum-oknum dari JNE yang mengambil keuntungan lebih
3.    Memudahkan pelanggan untuk dapat mencari lokasi outlet-outlet JNE terdekat.

Kekuatan dan Kelemahan Aplikasi
Kelebihan dari aplikasi ini yaitu :
1.    Aplikasi ringan, dengan hanya berukuran tidak lebih dari 6 MB maka pelanggan tidak perlu khawatir akan memakan banyak space memori pada smartphone nya.
2.    Para pengguna dapat menggunakan semua fitur tanpa masuk menggunakan nomor telepon dan kata sandi. Fitur – fiturnya seperti pengecekan kiriman, pengecekan tarif, dan mencari kantor JNE yang terdekat. Semua fitur tersebut dapat bekerja dengan baik.
3.    Tampilan aplikasi yang simple dan mudah untuk digunakan
4.    Desain dari aplikasi My JNE cukup sederhana namun eye catching dengan didominasi dengan warna merah, dan tata letak fitur yang membuat pengguna merasa nyaman karena fitur selalu ditampilkan di bawah layar. Pada bagian atas fitur pengecekan tarif dan harga terdapat banner yang berisi informasi dan iklan dari JNE.
5.    Fitu-fitur yang disediakan pun lengkap dan mudah untuk diakses oleh segala kalangan, baik anak muda maupun para orang tua.
Kelemahan dari aplikasi ini yaitu :
1.    Terkadang masih sering terjadi error dan diperlukan pembaruan untuk dapat menggunakannya kembali.

Kesimpulan
Sebagai perusahaan pengiriman jasa yang sudah terkenal di Indonesia, JNE ingin selalu mmberikan yang terbaik bagi para pelanggannya agar JNE selalu menjadi jasa pengiriman yang terdepan dan terpecaya. Aplikasi my JNE ini adalah salah satu upaya JNE dalam memuaskan para pelanggan dan menambah kepercayaan para pelanggan akan jasa-jasa yang telah diberikan oleh JNE.
Aplikasi ini sudah cukup bagus karena fitur-fiturnya yang lengkap dan juga penggunaannya yang mudah akan semakin membuat pelanggan nyaman dan mempercayakan JNE sebagai jasa pengiriman nomor satu dibandingkan dengan yang lainnya.


Daftar Pustaka :

Resume Jurnal Internasional

Memperluas model UTAUT untuk memahami penerimaan pelanggan dan penggunaan internet banking di Lebanon

Abstrak
Tujuan - Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa penerapan Internet Banking (IB) tidak hanya ditentukan oleh bank atau dukungan pemerintah, tetapi juga oleh persepsi dan pengalaman pengguna Internet Banking. Studi IB telah menunjukkan hasil yang menggembirakan dari akademisi di negara-negara maju. Namun sedikit yang diketahui tentang adopsi pengguna dari IB di Lebanon. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menghambat atau memfasilitasi penerimaan dan penggunaan IB di Lebanon.
Desain / metodologi / pendekatan - Sebuah kerangka konseptual dikembangkan melalui perluasan teori terpadu penerimaan dan penggunaan teknologi (UTAUT) dengan memasukkan dua faktor tambahan yaitu; kredibilitas yang dirasakan (PC) dan tugas-teknologi fit (TTF). Sebuah pendekatan kuantitatif berdasarkan survei cross-sectional digunakan untuk mengumpulkan data dari 408 konsumen IB. Data dianalisis dengan menggunakan model persamaan struktural berdasarkan AMOS 20.0. 
Pengantar
Ekspansi yang cepat dari teknologi internet memiliki dampak yang luar biasa pada bagaimana bank mengoperasikan bisnis mereka dan cara di mana konsumen melakukan kegiatan perbankan mereka. Sebelumnya, kebanyakan pelanggan bisa melakukan transaksi perbankan hanya di tempat bank, atau dengan mesin otomatis teller (ATM) atau telepon, tetapi saat ini banyak nasabah bank yang dapat manfaat dari pengadopsian dan penggunaan internet banking (IB, juga dikenal sebagai on-line banking) karena sekarang mereka memiliki pilihan untuk melakukan transaksi perbankan dan kegiatan perbankan terkait lainnya kapan saja dari setiap lokasi. Pelanggan juga dapat melakukan layanan transaksi lainnya seperti membayar tagihan, memeriksa informasi akun, mentransfer dana, dan memanfaatkan investasi dan memeriksa layanan melalui website bank. Dengan demikian, layanan IB tumbuh dari kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan entitas komersial pengusaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Meskipun keuntungan tersebut, kelompok besar konsumen telah menunjukkan keengganan untuk menggunakan jasa. Konsumen mungkin memiliki keprihatinan serius tentang menggunakan teknologi internet untuk perbankan; banyak keprihatinan mereka menerangi persepsi pelanggan dari tingkat kemudahan terkait dengan penggunaan tersebut, persepsi keterampilan yang diperlukan, infrastruktur (mis komputer, internet, dll), ketidakpastian seperti risiko keamanan dan kepercayaan; efektivitas layanan dan pengetahuan tentang mentransfer secara online. Oleh karena itu, menjadi keharusan bagi manajer bank dan pembuat kebijakan untuk memahami faktor-faktor yang dapat menghambat atau memfasilitasi penerimaan dan penggunaan IB yang memungkinkan mereka untuk merumuskan strategi untuk meningkatkan take up dari IB. Di Lebanon, jumlah pengguna internet meningkat 13,3-80,4 persen dari populasi antara 2005 dan 2014 (Internet World Stats, 2014) yang menciptakan peluang bagi bank Lebanon untuk mendapatkan pelanggan yang lebih banyak. Namun, meskipun sistem perbankan relatif maju dan dikelola dengan baik dan sejumlah besar uang dan sumber daya yang telah diproyeksikan dalam vena ini dengan semua bank Lebanon (sekitar $ 150 juta yang diinvestasikan untuk melaksanakan layanan IB), perbankan online masih merupakan fenomena yang relatif baru di Lebanon dan penggunaan oleh pelanggan dilaporkan menjadi sangat rendah (Itani, 2008). Dia menunjukkan bahwa hanya 3,7 persen dari penduduk Lebanon menggunakan layanan IB pada tahun 2008, sementara statistik dari Deposit Insurance federal menunjukkan bahwa sekitar 74 persen orang Amerika sudah menggunakan IB dan 16,9 juta pelanggan (sepertiga dari populasi orang dewasa Inggris) menggunakan layanan internet pada tahun 2006. kenyataan ini menunjukkan bahwa IB di Libanon masih merupakan inovasi dan tertinggal sangat jauh dibandingkan dengan rekanan di negara lain. Selain itu, juga benar bahwa dalam budaya Lebanon banyak orang lebih memilih cara tradisional (ATM, kontak pribadi) untuk bertransaksi ketika melakukan bisnis yang meningkatkan kekhawatiran tentang tingkat adopsi rendah IB. Tanpa mengetahui faktor-faktor ini, manajer bank cenderung terus menggelepar, membuang-buang waktu dan sumber daya. Di sisi lain, pelanggan perlu dibuat sadar layanan IB, dan merasa aman dan nyaman dengan menggunakan jasa IB sebagai layanan tersebut secara radikal baru bagi mereka. Dengan demikian, ada kebutuhan untuk penelitian untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi dan penerimaan IB oleh pelanggan di Lebanon dalam rangka merumuskan strategi yang akan menjamin pelaksanaan yang efektif dan adopsi IB. Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai teori dan model terkenal telah digunakan untuk menjelaskan hubungan antara keyakinan pengguna, sikap dan niat perilaku (BI) untuk menggunakan teknologi.
UTAUT telah terbukti menjadi instrumen penelitian yang valid dan alat yang merupakan prediktor perilaku adopsi dan IB dengan penekanan pada harapan kinerja (PE) dan sukarela sebagai driver yang paling menonjol dari penerimaan. Dengan demikian, model ini menjadi salah satu model yang paling banyak digunakan antara lain karena kesederhanaan, penghematan dan ketahanan. Hal itu juga terbukti lebih unggul model pesaing lainnya yang berlaku.
Selain itu, untuk mempelajari adopsi dan penerimaan internet banking, ada beberapa faktor lain yang harus dipertimbangkan seperti keamanan dan risiko yang terkait dengan itu (PC), serta bagaimana teknologi akan sesuai dengan kebutuhan konsumen (tugas- teknologi fit (TTF)). Dengan memperluas UTAUT untuk menyertakan dua faktor ini, perspektif teoritis yang lebih komprehensif dari teknologi penerimaan pengguna dalam konteks IB akan disediakan. Memang, PC tampaknya menjadi faktor kunci yang membuat pelanggan enggan dari melakukan transaksi keuangan online mereka. Hal ini karena dalam konteks konsumen, pengguna terutama bertanggung jawab untuk transaksi mereka dan dengan demikian keputusan mereka akan didominasi oleh isu keamanan dan kepercayaan. Oleh karena itu, menambahkan PC akan melengkapi faktor yang ada dari UTAUT dan diharapkan untuk menawarkan prediksi yang lebih baik dari penerimaan pengguna online banking. Dalam studi ini, kami terintegrasi TTF dalam UTAUT sebagai anteseden BI. Alasan di balik menambahkan TTF didasarkan pada kenyataan bahwa pengguna tidak akan hanya menerima dan menggunakan teknologi jika tidak sesuai dengan kebutuhan mereka dan meningkatkan kinerja mereka. Dengan kata lain, pelanggan ini mungkin utilitarian, dan mereka adopsi dari layanan IB tidak hanya akan ditentukan oleh persepsi mereka terhadap teknologi, tetapi juga oleh TTF yang baik. Selanjutnya, sebagian besar model adopsi teknologi dan terutama UTAUT belum diuji secara luas di negara-negara berkembang seperti negara-negara Arab pada umumnya.
Seperti yang kita tahu, tidak ada studi tunggal yang menganggap hubungan antara BI dan adopsi IB di Lebanon. Selain itu, hubungan kunci dan kritis seperti antara PC, TTF, pengaruh sosial (SI), kondisi memfasilitasi (FC) dan PE belum menerima perhatian dari penelitian sebelumnya dalam konteks Lebanon. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan ini dengan memperpanjang UTAUT untuk menyertakan dua faktor yaitu; PC dan TTF.
Dalam rangka memberikan wawasan faktor yang paling diam yang dapat menghambat atau memfasilitasi penerimaan dan penggunaan IB oleh pengguna individu di Lebanon, tujuan penelitian khusus berikut dipekerjakan yaitu:
(1) untuk menyelidiki apakah PE, upaya harapan (EE), SI, FC, PC dan TTF mempengaruhi pelanggan 'BI untuk menggunakan jasa IB di Lebanon;
(2) untuk mendeteksi sifat dan kekuatan hubungan antara faktor-faktor tersebut dan mengklarifikasi faktor yang lebih dalam berpengaruh dalam mempengaruhi keputusan untuk menggunakan IB;
(3) untuk mengevaluasi apakah integrasi PC dan TTF dengan UTAUT memberikan dasar teoritis yang kuat untuk memeriksa adopsi IB; dan
(4) untuk membuat rekomendasi yang tepat untuk manajer bank pada langkah-langkah untuk mempekerjakan dalam rangka untuk memastikan adopsi IB sukses di Lebanon.
Umumnya, penelitian ini akan membantu untuk manajer bank dan pembuat kebijakan untuk menjelaskan tingkat penetrasi saat yang relatif rendah dari IB dalam merumuskan strategi untuk mendorong adopsi dan penerimaan IB oleh pelanggan Lebanon, di mana IB masih dianggap sebuah inovasi.
Mempertimbangkan fakta bahwa Lebanon adalah negara dengan penduduk yang beragam dalam hal budaya, pendidikan, pendapatan dan bahasa, fitur ini akan menambah dimensi yang menarik untuk pekerjaan, dan memberikan wawasan yang unik ke dalam sifat faktor yang penting untuk lembaga perbankan di lingkungan tersebut.

Latar Belakang Teoritis dan Hipotesis
Gambar 1 menggambarkan model penelitian yang diusulkan dan penjelasan rinci dari setiap konstruk disajikan dalam subbagian berikutnya.
PE
PE didefinisikan dalam hal utilitas diekstraksi dengan menggunakan layanan IB seperti menghemat waktu, uang dan usaha, kemudahan pembayaran, istirahat cepat dan efektivitas layanan. Dengan kata lain, PE mengukur sejauh mana seorang individu percaya bahwa menggunakan jasa IB akan membantu dia / nya mencapai keuntungan dalam menjalankan tugas Bank. PE dapat memiliki peran penting dalam perilaku individu untuk menerima atau menolak pelayanan IB di Lebanon. Dalam konteks penelitian ini, diharapkan bahwa jika pelanggan menemukan sistem untuk menjadi berguna, maka mereka lebih cenderung untuk menggunakan dan mengadopsi sistem. Oleh karena itu, kami mengusulkan hipotesis berikut:
H1. PE secara signifikan akan mempengaruhi pelanggan 'BI untuk menggunakan IB dalam konteks Lebanon.
Text Box: Gambar 1 Model teoritis yang diusulkan

EE
EE adalah tingkat kemudahan terkait dengan penggunaan pelanggan teknologi. Menurut UTAUT, EE positif mempengaruhi BI untuk menggunakan teknologi. Jika pengguna menemukan layanan IB mudah digunakan dan tidak memerlukan banyak usaha maka mereka lebih cenderung untuk mengadopsi itu.
Dalam konteks penelitian ini, diharapkan bahwa jika pengguna menemukan jasa IB mudah digunakan, maka mereka lebih cenderung untuk menggunakan dan mengadopsi itu. Sebaliknya, jika pengguna menemukan jasa IB sulit untuk digunakan, maka mereka cenderung untuk mengadopsi itu. Dengan demikian, kita mendalilkan hipotesis berikut:
H2. EE akan secara signifikan mempengaruhi pelanggan BI untuk menggunakan IB dalam konteks Lebanon.
SI
SI didefinisikan sebagai "persepsi seseorang bahwa kebanyakan orang yang impor kepadanya pikir dia harus atau tidak harus melakukan perilaku yang bersangkutan". Dengan kata lain, SI mengacu pada tekanan sosial yang berasal dari lingkungan eksternal yang mengelilingi individu dan dapat mempengaruhi persepsi dan perilaku terlibat dalam tindakan tertentu seperti pendapat dari teman-teman, kerabat dan atasan mereka. Studi ini secara empiris mendukung hubungan positif langsung SI pada niat pelanggan untuk menggunakan sistem.
Alasan ini didasarkan pada kenyataan bahwa konsumen akan sangat dipengaruhi oleh ketidakpastian yang akan dibuat dari inovasi seperti perbankan online dan ini akan memaksa konsumen untuk berinteraksi dengan jaringan sosial mereka untuk berkonsultasi pada keputusan adopsi mereka. Penelitian ini mengasumsikan bahwa pelanggan akan sangat dipengaruhi oleh orang lain (teman, keluarga, rekan kerja dan media) sejak hubungan dianggap sebagai faktor penting dalam perilaku manusia dalam konteks Lebanon. Akibatnya, penelitian ini mengusulkan hipotesis berikut:
H3. SI secara signifikan akan memiliki pengaruh pada pelanggan 'BI untuk menggunakan IB dalam konteks Lebanon.
PC
Para penulis berpendapat bahwa mengintegrasikan PC ke dalam UTAUT akan menawarkan prediksi yang lebih baik dari pelanggan BI ke arah menggunakan IB. Penelitian terbaru menyatakan bahwa keamanan dan masalah kepercayaan memainkan aturan yang besar pada pengguna kesediaan untuk terlibat dalam pertukaran online uang dan informasi sensitif pribadi karena ketidakpastian yang tinggi, intangibility, heterogenitas dan hasil kabur menggunakan saluran ini. Alasan ini didasarkan pada kenyataan bahwa pelanggan tidak dapat mengevaluasi situasi transaksional dalam layanan perbankan online seperti dalam interaksi tatap muka dengan personil Bank fisik. Oleh karena itu, sangat penting bagi pengguna untuk percaya bahwa / transaksi perbankan nya dapat diselesaikan secara rahasia dan aman melalui internet. Penelitian ini menggunakan PC membangun dalam rangka untuk mengukur individu keamanan, privasi dan kepercayaan isu-isu yang dapat mempengaruhi / nya niatnya untuk menggunakan IB. Alasan ini didasarkan pada kenyataan bahwa pengguna selalu takut kehilangan uang dengan transaksi.
Kami percaya bahwa PC akan menjadi salah satu faktor yang paling berpengaruh yang dapat mempengaruhi penerimaan dan adopsi penerimaan IB oleh pelanggan Lebanon. Alasan ini didasarkan pada kenyataan bahwa Lebanon sensitif terhadap isu-isu penyadapan dan dengan demikian akan memiliki kurangnya kepercayaan dalam keamanan dan privasi di lingkungan online. Untuk tujuan ini, kita mendalilkan hipotesis berikut:
H4. PC akan memiliki efek positif pada pengguna 'BI terhadap menggunakan IB di Lebanon.
TTF
Dalam penelitian ini, kami memperluas UTAUT untuk menyertakan dua konstruksi tambahan untuk memahami faktor-faktor kunci yang mempengaruhi BI individu 'untuk menggunakan dan mengadopsi IB di Lebanon. Dalam hal ini, kita terintegrasi TTF dalam UTAUT sebagai anteseden BI. Bukti empiris menunjukkan bahwa pengguna tidak akan hanya menerima dan menggunakan teknologi jika tidak sesuai dengan kebutuhan mereka dan meningkatkan kinerja mereka.
Penelitian tentang IB menunjukkan bahwa menyediakan pengguna dengan layanan real-time secara signifikan telah meningkatkan pengalaman pelanggan dibandingkan dengan layanan tradisional. Oleh karena itu, diasumsikan bahwa memberikan TTF yang baik akan meningkatkan BI para pengguna untuk menggunakan teknologi. Penelitian ini mengasumsikan bahwa konstruksi ini akan menjadi penting dalam konteks Lebanon. Alasan ini didasarkan pada kenyataan bahwa menerapkan teknologi dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, dan hanya mengimplementasikannya di negara berkembang seperti Libanon akan booming kegagalan. Misalnya, jika pelanggan Lebanon tidak memerlukan transaksi IB (mis mereka sebagian besar di kantor dan memiliki permintaan yang rendah untuk layanan IB), maka mereka kemungkinan besar akan memilih perbankan tradisional daripada layanan IB. Oleh karena itu, kita hipotesis berikut:
H5. TTF akan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap pelanggan BI terhadap menggunakan IB dalam konteks Lebanon.
FC
FC telah didefinisikan sebagai "tingkat dimana seorang individu percaya bahwa infrastruktur organisasi dan teknis ada untuk mendukung penggunaan sistem".
Tidak ada keraguan bahwa menggunakan jasa IB membutuhkan jenis tertentu dari keterampilan, sumber daya dan infrastruktur teknis dan fasilitas ini biasanya tidak gratis di konteks pelanggan. Beberapa jalan dari promosi IB, dan dukungan dari organisasi menghilangkan hambatan untuk penggunaan dan adopsi memengaruhi. IB, sebagai layanan penting, mengharuskan pengguna untuk memiliki teknologi terbaru untuk menggunakan sistem. Seperti disebutkan sebelumnya, bank Lebanon memiliki sistem perbankan yang relatif maju dan dikelola dengan baik dan sejumlah besar uang dan sumber daya telah diproyeksikan dalam vena ini (Asosiasi Bank di Lebanon, 2013). Dalam konteks penelitian ini, FC akan diukur dengan persepsi pelanggan apakah mereka mampu mengakses sumber daya yang diperlukan dan dukungan yang diperlukan untuk menggunakan layanan IB. Oleh karena itu, diharapkan bahwa sumber daya eksternal akan memimpin pelanggan untuk mengadopsi sistem IB. Oleh karena itu, kami mengusulkan hipotesis berikut:
H6. FC akan memiliki pengaruh positif pada penggunaan aktual dari sistem IB dalam konteks Lebanon.
BI dan penggunaan aktual
BI dianggap menjadi anteseden langsung dari perilaku penggunaan dan memberikan indikasi tentang kesiapan seorang individu untuk melakukan perilaku tertentu. perilaku aktual adalah "manifes, respon diamati dalam situasi tertentu sehubungan dengan target yang diberikan". Dengan demikian, penelitian ini mencoba untuk menyelidiki hipotesis berikut:
H7. Pelanggan 'BI akan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap / penggunaan nya sebenarnya dari IB dalam konteks Lebanon.

Metodologi Penelitian
Sampel dan prosedur
Mirip dengan penelitian sebelumnya dalam penerimaan teknologi dan khususnya di IB, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif untuk menguji model penelitian yang diusulkan. Lebih khusus, kuesioner pribadi diadministrasikan mengandung 38 pertanyaan yang digunakan untuk mengumpulkan sampel nyaman dari pengguna saat IB di Lebanon. Beberapa data yang dikumpulkan dari mahasiswa dari tiga universitas dan beberapa orang lain dari pelanggan dari ruang pelayanan tiga bank yang terletak dekat dengan universitas-universitas di Beirut selama Oktober dan November 2013. Mereka peserta dipilih untuk penelitian ini karena dua alasan utama. Pertama, itu penting untuk menyertakan mahasiswa dalam sampel kami sebagai penelitian sebelumnya telah mengkonfirmasi bahwa mereka adalah kelompok usia terbesar dalam menggunakan internet dan teknologi, sehingga mereka yang paling mungkin akrab dengan IB, dan juga sampel mahasiswa mencerminkan pelanggan perbankan saat ini dan masa depan. Kedua, itu tidak layak untuk mengumpulkan data dari sumber lain seperti pusat perbelanjaan, halte bus, dll. Oleh karena itu, adalah wajar untuk mengharapkan bahwa pengalaman peserta dalam penelitian ini adalah perwakilan dari apa yang kebanyakan pengguna internet akan mengalami. Partisipasi dalam penelitian ini adalah benar-benar sukarela. Responden diminta untuk mengisi kuesioner survei berdasarkan pendapat dan keyakinan terhadap menerima dan menggunakan sistem mereka. Mereka peserta diberi penjelasan singkat tentang tujuan dari penelitian ini dan mengatakan hak-hak mereka untuk menarik diri dari penelitian sebelum, selama atau setelah mereka menyelesaikan kuesioner. Rata-rata, setiap peserta mengambil tidak lebih dari 12 menit untuk menyelesaikan kuesioner. Untuk mendorong partisipasi, responden mengadakan undian untuk memenangkan berbagai hadiah. Dari 600 kuesioner yang dibagikan 422 dikembalikan menunjukkan tingkat respon persen 70,3. Setelah meninjau kuesioner yang dikembalikan, 14 kuesioner yang tidak valid dikeluarkan karena data yang tidak lengkap. Ini meninggalkan sejumlah total 408 tanggapan untuk analisis akhir. Seperti yang ditunjukkan pada Tabel I, perpecahan jenis kelamin adalah 56 persen laki-laki dan 44 per betina persen, dengan rentang usia bervariasi dari 18 sampai 65 tahun dan pengalaman internet diri dinilai mereka adalah baik sebagian atau alami. Sehubungan dengan tingkat pendidikan, 9 persen memiliki pendidikan menengah, 37 persen adalah pemegang diploma dan 54 persen memiliki gelar sarjana atau di atas.



Pengukuran Semua skala untuk penelitian ini diadaptasi dari studi yang ada terkait dengan UTAUT dan studi empiris sebelumnya yang dilakukan dalam kaitannya dengan TTF dan PC untuk melestarikan validitas dan reliabilitas item-item. Lebih khusus, PE dan EE diukur dengan menggunakan lima item, sedangkan BI, SI dan FC diukur dengan menggunakan empat item. Informasi demografis tentang responden seperti jenis kelamin, usia, pengalaman dan tingkat pendidikan diukur dengan menggunakan skala nominal. Langkah-langkah Pertanyaan pertama seberapa sering pengguna menggunakan sistem, sedangkan langkah kedua rata-rata menggunakan sistem.
Kuesioner pertama kali dikembangkan dalam bahasa Inggris, dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh penerjemah profesional dalam bahasa Inggris-Arab. Kemudian kuesioner diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Inggris oleh ahli lain untuk memastikan terjemahan kesetaraan. Meskipun item kuesioner yang diadaptasi dari model yang dikembangkan dengan baik, namun sebelum studi lebih lanjut, kami melakukan uji coba dengan 30 peserta dipilih secara acak untuk merevisi dan mengubah item kuesioner dan untuk membangun validitas isi dan reliabilitas. Beberapa item yang ditinjau dan dimodifikasi berdasarkan hasil uji coba-uji.



Analisis dan temuan
Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif untuk masing-masing faktor dalam model penelitian yang diusulkan disajikan pada Tabel II. Semua sarana yang lebih besar dari 4,37 yang menunjukkan bahwa mayoritas peserta mengungkapkan respon positif terhadap konstruk yang diukur dalam penelitian ini. Selain itu, nilai α Cronbach menunjukkan bahwa semua faktor dipamerkan reliabilitas internal yang kuat.
Model Pengukuran
Seperti yang disarankan oleh Anderson dan Gerbing (1988) dan Schumacker dan Lomax (2010), penelitian ini menggunakan pendekatan dua langkah untuk menguji hubungan antara faktor-faktor


Model Pengukuran
Seperti yang disarankan oleh Anderson dan Gerbing (1988) dan Schumacker dan Lomax (2010), penelitian ini menggunakan pendekatan dua langkah untuk menguji hubungan antara faktor-faktor dalam model yang diusulkan. Model pengukuran pertama kali dianalisis untuk menilai reliabilitas dan validitas instrumen sebelum menguji hipotesis penelitian kami dalam model struktural. Pertama, analisis faktor konfirmatori berdasarkan AMOS 20.0 digunakan untuk pertama mempertimbangkan model pengukuran fit dan kemudian mengevaluasi validitas model pengukuran. Penelitian ini mengadopsi metode kemungkinan maksimum untuk memperkirakan parameter model di mana semua analisis dilakukan pada matriks varians-kovarians. Namun, itu penting untuk menguji multikolinearitas sebelum melanjutkan dengan analisis kami. Multikolinearitas terjadi ketika dua atau lebih variabel yang sangat berkorelasi satu sama lain. nilai yang berbeda yang diusulkan untuk menjadi memuaskan oleh para ulama yang berbeda. Kehadiran multikolinearitas ditentukan oleh dua nilai: toleransi dan faktor varians inflasi (VIF) (Pallant 2010). Jika nilai toleransi lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 3,0, maka tidak ada multikolinearitas. Mengingat semua konstruk independen memiliki nilai VIP kurang dari 3,0 dan nilai toleransi di atas 0,10, hal ini menunjukkan tidak adanya multikolinearitas dalam sampel kami. Ada beberapa indeks fit yang harus dipertimbangkan untuk menilai model kebaikan-of-fit . Pertama, itu ditentukan dengan menggunakan minimum






Berdasarkan pemeriksaan model pengukuran, dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel merupakan faktor yang handal dan valid. Oleh karena itu, langkah berikutnya adalah untuk menilai model struktural untuk menguji model penelitian dan menguji hipotesis.

Model Struktural
Berdasarkan kriteria yang sama digunakan untuk model pengukuran untuk mengukur kebaikan-of-fit untuk model yang diusulkan, hasil dari model struktural yang sangat dekat dengan model pengukuran yang lagi menunjukkan baik fi t dari data (lihat Tabel III). Dengan demikian, kita lanjutkan untuk menguji hubungan hipotesis dalam model.
Seperti yang ditunjukkan pada Tabel V, kecuali H2, hasil koefisien jalur menunjukkan bahwa semua hipotesis lain didukung. Lebih khusus, PE (α ¼ 0.260, p o0.01), SI (α ¼ 0,211, p o0.01), PC (α ¼ 0,131, p o0.1) dan TTF (α ¼ 0,216, p o0.01) ditemukan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap BI ke arah menggunakan IB, dengan PE memiliki besarnya kuat pada hubungan dengan BI. Hasil ini menyumbangkan dukungan untuk H1, H3, H4 dan H5. Anehnya, koefisien jalur dari EE ke BI tidak signifikan. Akibatnya, penelitian ini gagal menemukan dukungan untuk H2. PE, SN, TTF dan PC menjelaskan 61 persen dari varians dari BI, dengan PE memberikan kontribusi paling kepada BI daripada konstruksi lainnya.
 Di sisi lain, hasil analisis statistik dari model penelitian menunjukkan bahwa kedua FC (α ¼ 0,194, p o0.01) dan BI (β ¼ 0,542, p o0.001) secara signifikan mempengaruhi penggunaan aktual dari sistem dan bersama-sama menyumbang 64 persen dari varians dalam AU, dengan BI memberikan kontribusi paling AU dibandingkan dengan FC. Dengan demikian, H6 dan H7 didukung. Penting untuk dicatat bahwa model penelitian yang diusulkan kami menjelaskan lebih varians dari BI dan AU dibandingkan dengan UTAUT asli.

Diskusi dan Kesimpulan
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperpanjang UTAUT dengan mengintegrasikan PC dan TTF konstruksi untuk menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi niat konsumen untuk menggunakan IB di Lebanon. Temuan kami mendukung secara teoritis dan empiris kemampuan UTAUT untuk menjadi kerangka teoritis yang berguna untuk lebih memahami penerimaan pelanggan dari IB. Secara keseluruhan, hasil kami menunjukkan bahwa IB diterima dengan baik di Lebanon. Sebagian besar koefisien jalur dalam model yang diusulkan ditemukan statistik signifikan kecuali jalan dari EE ke BI. Lebih khusus, hasil kami menunjukkan bahwa niat konsumen untuk menggunakan dan mengadopsi sistem IB ditemukan akan terpengaruh oleh PE, SI, PC dan TTF, sedangkan EE tidak memainkan peran penting dalam mempengaruhi BI untuk menggunakan sistem. Hasil kami juga menunjukkan bahwa kedua FC dan BI yang ditemukan penentu yang signifikan dari penggunaan aktual dari IB. Secara keseluruhan, model yang diusulkan mencapai diterima fit dan menjelaskan 61 dan 64 persen dari varians dari BI dan AU, masing-masing, yang lebih tinggi dibandingkan dengan UTAUT asli.
Mengenai PE, studi ini menemukan bahwa PE adalah penentu terkuat dalam model yang diusulkan. Hasil kami konsisten dengan penelitian sebelumnya (Venkatesh et al, 2012;. Venkatesh dan Zhang, 2010; Tarhini et al, 2013a;. Ezzi, 2014). Oleh karena itu, ketika pengguna menemukan sistem yang akan berguna maka mereka lebih cenderung memiliki persepsi yang lebih baik tentang menggunakan teknologi. Oleh karena itu, praktisi harus meningkatkan kualitas sistem IB mereka berdasarkan saran pengguna 'dalam rangka untuk menarik lebih banyak pengguna dan memenuhi harapan dan kebutuhan mereka. Dalam rangka untuk mencapai hal ini, pembuat kebijakan harus menyediakan manual yang mencakup petunjuk rinci tentang manfaat dari sistem seperti layanan yang memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi perbankan kapan saja dari mana saja di dunia.
Meskipun pengguna tidak terpengaruh oleh kelompok rujukan tetapi dengan kebutuhan individu dalam konteks sukarela, hasil kami menunjukkan bahwa SI memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap BI yang konsisten dengan mayoritas dari penelitian sebelumnya. Dalam konteks ini, disarankan bahwa praktisi harus membujuk pengadopsi awal dari sistem untuk membantu dalam mempromosikan kepada pengguna lain.

 Semakin banyak studi menunjukkan bahwa FC memainkan peran penting dalam perilaku penggunaan aktual teknologi dan temuan penelitian ini menegaskan studi mereka dalam konteks IB. Oleh karena itu, bank perlu berinvestasi lebih banyak dalam infrastruktur TIK dan juga harus menyediakan semua fasilitas untuk pelanggan seperti kampanye pemasaran, mendirikan pusat layanan pelanggan untuk meningkatkan keterampilan para pengguna dalam menggunakan komputer. Dengan demikian, pelanggan lebih mungkin untuk memperoleh bunga dalam menerima IB.

Demikian pula, bukti empiris dari penelitian ini mengungkapkan bahwa PC merupakan faktor signifikan dalam mempengaruhi niat untuk menggunakan IB. Hasil kami mendukung mayoritas penelitian sebelumnya (Amin, 2009;. Yuen et al, 2010; Daniel dan Jonathan, 2013). Oleh karena itu disarankan bahwa bank harus meningkatkan kepercayaan konsumen dan kepercayaan dalam menggunakan IB dengan menyediakan layanan yang aman dan dapat diandalkan terutama ketika penggunaan sistem ini bersifat sukarela seperti dalam kasus Lebanon. Misalnya, langkah-langkah keamanan program seperti firewall dan intrusion detection harus ditegakkan dalam setiap layanan IB. Dengan demikian, perhatian keamanan utama harus diberikan untuk "Phishing" yang ditemukan pada penelitian sebelumnya menjadi alat kunci yang digunakan penipu untuk menyerang bank. Selain itu, bank juga harus menekankan pada fitur keselamatan positif dari sistem selama setiap kampanye pemasaran daripada membangun brand awareness. Oleh karena itu, ketika IB aman dan membangun reputasi yang inovatif, niat Bank pelanggan untuk menggunakan sistem akan lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.emeraldinsight.com/doi/full/10.1108/ITP-02-2014-0034